kedipan dusta selimuti waktu
cercah cahaya entah dimana
keceriaan anak adam telah sirna
diujung tombak sang pembunuh
segelas kopi menemani pagi yang suram
akankah datang siang hari ini
rindu kami akan hangatnya matahari
yang selalu jujur tanpa membunuh
kutulis syair penuh air mata
kurangkai dalam kata dan nada sendu
didalam tangisan duka
yang mengharap uluran tangan para pahlawan
kemarin satu nyawa pergi lagi
sama seperti hari belakang
apakah ini terus berlanjut
semua karena penguasa yang menipu
dengan peralatan lengkapnya untuk membunuh jiwa yang suci
negeri ini hampir mati kawan
tinggal semangat jiwa baru yang bertahan
semoga ia dapat mengulurkan tangan
bagi jiwa lemah penuh harap
cercah cahaya entah dimana
keceriaan anak adam telah sirna
diujung tombak sang pembunuh
segelas kopi menemani pagi yang suram
akankah datang siang hari ini
rindu kami akan hangatnya matahari
yang selalu jujur tanpa membunuh
kutulis syair penuh air mata
kurangkai dalam kata dan nada sendu
didalam tangisan duka
yang mengharap uluran tangan para pahlawan
kemarin satu nyawa pergi lagi
sama seperti hari belakang
apakah ini terus berlanjut
semua karena penguasa yang menipu
dengan peralatan lengkapnya untuk membunuh jiwa yang suci
negeri ini hampir mati kawan
tinggal semangat jiwa baru yang bertahan
semoga ia dapat mengulurkan tangan
bagi jiwa lemah penuh harap
By : Ricky Pratama
No comments
Post a Comment